Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ketidaksiapan Menjadi Pasangan dan Orang Tua



Lebih baik mengakui jika kita ingin 'pacaran' lebih lama dengan pasangan setelah menikah..

dibandingkan punya anak tanpa perencanaan setelah menikah, dan akhirnya membuat kita jadi ala kadarnya dalam mengasuh anak. Atau justru menyalahkan anak atas perubahan yang ada di dalam hidup kita.


Lebih baik mengakui bahwa kita belum siap untuk hidup bersama orang lain karena masih ada mimpi-mimpi pribadi yang ingin dikejar..

dibandingkan berkomitmen menikah seumur hidup tanpa persiapan matang, hanya karena desakan 'mimpi kalau dikejar terus gak akan ada habisnya' (padahal kita tahu nanti ada saatnya kita berlabuh, namun belum saat ini).


Karena sering kali.. pernikahan yang tidak sehat dan pengasuhan ala kadarnya terjadi karena.. ketidaksiapan kita untuk menjadi pasangan dan orang tua.


Tentu saja kita tidak akan pernah siap 100%. Selalu ada keraguan dan ketakutan yang mampir menghampiri.

Namun.. ketika saatnya tiba. Kesiapan kita akan jauh lebih besar dibandingkan ketakutan itu.


Tanya kembali ke dalam diri kita.. apakah kita sudah benar-benar siap melangkah, berganti status menjadi istri/suami atau orang tua?

Karena ini sudah bukan lagi menyangkut diri kita seorang. Namun ada pasangan dan anak yang akan menerima konsekuensinya saat ternyata kita belum benar-benar siap menjadi seorang istri/suami atau orang tua..