Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mencintai Apa Adanya

Pernah aku bertanya :

apa ya maksudnya 'mencintai apa adanya'?


Apakah kalau ia bertindak semena-mena tetap kita senyumin aja? Kita biarkan? Karena kita mencintainya apa adanya?

Lalu aku belajar.. dan aku jadi tahu bahwa : 

ya betul.. mencintai apa adanya berarti kita menerima lebih dan kurangnya. Tapi.. bukan berarti membiarkan saat ia sedang berlaku tidak tepat.

Mencintai apa adanya, bukan berarti kita pergi saat ia sedang melakukan tindakan yang kurang tepat.

Namun kita bantu ia untuk memahami dan mengurangi (atau menghilangkan) tindakan yang kurang tepat. Atau sedekar mengkompromikan hal itu.

Agar ia tahu bahwa yang sedang tidak kita sukai adalah perilakunya, bukan keseluruhan dirinya. Kita tetap mencintai ia keseluruhannya. Seutuhnya. Apa adanya.

Mencintai apa adanya.. bukan berarti kita penuhi semua keinginannya.

Karena.. keinginan jika dituruti terus-menerus tidak akan ada habisnya.

Bukankah justru itu akan membuat orang yang kita cintai menderita? Ketergantungan untuk terus-menerus harus memenuhi kebutuhannya?

Sehingga.. mencintai apa adanya adalah membantu untuk saling mengetahui kebutuhan, bukan keinginan.

Mencintai apa adanya, bukan berarti masing-masing dari kita menyembunyikan luka, rahasia, dan kelemahan.

Karena takut hal itu akan menimbulkan kemarahan atau ditinggalkan.

Namun.. justru saling nyaman untuk memperlihatkan hal terdalam. Saling bantu menyembunyikan diri. Saling bertumbuh. Dan tetap menerima apa adanya, lebih kurangnya.

Mencintai apa adanya, akan perlahan membuat masing-masing dari kita bertumbuh ke arah yang lebih baik.

Dan tetap saling tahu, proses yang dilewati, seburuk apapun itu, ketika kita di titik serendah-rendahnya, ia akan tetap ada di samping kita. Karena ia mencintai kita apa adanya, keseluruhan kita, apa adanya, bukan sekedar secuil dari diri kita semata. Bukan sekedar satu dua perilaku semata.