Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menyikapi Soal Wabah Covid yang Melanda Dunia Saat ini


Saya ingin curhat mengenai apa yang membuat saya kesal dan bikin emosi akhir-akhir ini. Dan semoga aja sekaligus bisa kasih inspirasi juga buat kalian semua.

Well, jujur saya muak banget lihat berita-berita dari media-media dan konten-konten yang ada di Youtube dan Social media belakangan ini. Sampai sesak nafas bro, karena terlalu banyak gejala emosi yang terasa panas. Entah itu politisasi, konspirasi, saling tuding, saling menyalahkan, saling mencaci maki ditengah kondisi yang kayak gini. Disaat banyak orang yang lagi kehilangan pengharapan. Ibarat rumah yang kebakaran, gak mikir untuk selamatin rumah dan orang-orang yang ada didalamnya duluan, malah ribut-ribut nyari pelaku yang bikin kebakaran. Sampai pada gak sadar kalau seluruh rumah dan yang tinggal di dalamnya sedang terbakar dan sekarat.

Mau sepintar atau sehebat apapun seseorang kalau tanpa humanity semua tidak ada artinya. Nah, kalau ada yang tanya 

"Emang gak boleh ya konsumsi berita-berita kayak gitu? Bosen tahu di rumah mulu". 

Gak ada yang ngelarang bro. Tapi baik atau buruknya sebuah pesan itu mudah saja dibedain, bisa dilihat dari apa yang kamu rasakan setelah mengkonsumsi konten-konten itu. Apakah menjadi sebuah optimisme atau harapan yang bikin kamu menjadi manusia yang lebih baik, atau justru ketakutan dan kebencian akan suatu kaum dan golongan. Karena setiap orang punya kapasitas yang berbeda beda, dan kondisi sekarang ini rentan banget dijadikan propaganda dari banyak sekali kepentingan.

Saya gak mau ngejudge siapapun, kamu sendiri yang menilai mana yang terbaik buat diri kita masing-masing. Karena apa yang terlihat baik itu belum tentu benar. Misalnya seorang anak kecil yang belum bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Tiba-tiba kita ceritain mengenai seberapa kejamnya dunia ini. Coba apa yang terjadi dengan mental dan kejiwaan anak tersebut. Meskipun semua yang diceritakan adalah realita, segala sesuatu itu ada tempat dan waktunya masing-masing.

Sebelum terlalu jauh berpikir untuk merubah dunia ini, mendingan prioritasin diri kita terlebih dahulu dan lingkungan terkecil di sekitar kita. Diri sendiri dulu, apakah kehidupan kita sudah baik dan benar, apakah kita sudah membahagiakan kedua orang tua, istri dan anak-anak kita. Apa kita sudah berguna buat lingkungan dan masyarakat sekeliling kita. Setelah semua itu barulah mungkin kita punya kapasitas yang lebih besar lagi buat bangsa ini, bahkan selanjutnya kamu bisa merubah dunia ini. Namun jika kita belum merasa siap benar menerima semua itu atau hal-hal semacam itu, justru itu bisa membuat hidup kita lebih kacau.

Berhentilah mengkonsumsi semua itu sekarang juga! 

Karena kenyataannnya di tengah kondisi saat ini ada hal yang jauh lebih urgent buat kita pikirkan dan lakukan. Yaitu urusan KEMANUSIAAN, bahkan urusan perut yang gak bisa ditunda bro. Karena mungkin disaat kita lagi bosen ngapa-ngapain ngabisin waktu buat nonton youtube, main game atau sekedar rebahan sambil ngemil. Di luar sana banyak sekali orang-orang yang sedang berdoa sambil nangis dan nahan lapar. Berharap ada bantuan untuk hanya sekedar memberikan satu porsi makanan aja. Supaya anak atau bayinya masih bisa makan setidaknya untuk hari ini saja.

Kita sama-sama tahu kalo selain dampak wabah ini selanjutnya bakal ada dampak yang lebih besar yang akan melanda negera kita, yaitu dampak perekonomian. Yang kalo kita gak hati-hati bakal membesar lagi menjadi chaos kalau sampai jutaan orang kehilangan pekerjaan dan penghasilan buat ngasih makan keluarganya. Mereka gak bisa nunggu bro, karena di detik ini aja ada banyak yang belum makan satu hari bahkan berhari-hari pas saya muter ke jalan-jalan. Apalagi berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

Yuk berhenti nyari kesalahan semua pihak bro, mending mulai dari diri kita sendiri aja. Karena setiap orang yang hidup itu punya tanggungjawabnya masing-masing sama dunia ini dan Tuhannya. Jadi disini saya cuma pengen ngajak kalian semua bikin perubahan kecil aja, gak usah muluk-muluk. Bagi kalian yang punya duit lebih bantu lingkungan terdekat masing-masing secara individual. Entah setiap hari sepuluh ribu, beras, atau 1 porsi makanan disalurkan ke lingkungan-lingkungan terdekat sekitar kalian yang bener-bener membutuhkan. Kalau memang bisa dan mampu, lakukan 1 kebaikan setiap harinya. Khususnya buat keluarga-keluarga yang punya banyak anak bayi dan orang tua.

Kalo setiap dari kita dapat melakukan hal kecil ini, efek dominonya bakal jadi gede banget buat seluruh bangsa bro. Bakal terjadi sebuah keseimbangan dan bukan lagi kesenjangan. Karena sebuah kesenjangan yang terus diabaikan hingga membesar. Pada akhirnya akan mengambil alih dengan paksa supaya terjadi sebuah keseimbangan. dan bukan cuma sekedar nominal duitnya saja yang kalian berikan ke orang-orang tersebut, tapi ada yang jauh lebih mahal dari itu, yaitu sebuah kasih dan harapan yang sedang kalian bagikan ke orang-orang itu.

Sama halnya seperti sebuah virus, kebaikan itu juga bakal menular ke orang lain, karena kita tidak pernah tahu jika nanti disaat tergelap hidupnya, mungkin kebaikan kalian itulah satu-satunya yang akan mereka ingat sehingga mereka tetap punya sebuah harapan akan kehidupan. Karena mereka percaya masih ada yang namanya kasih di dunia ini. Dan mungkin itulah satu-satunya hal yang membuat manusia tidak kehilangan nuraninya untuk tetap menjadi seorang manusia.

Saya tidak menyangkal kalo semua hal yang tengah terjadi di dunia kita belakangan ini semakin mendekat ke tanda-tanda akhir zaman. Dan hal itu adalah sebuah kepastian yang akan terjadi. Entah cepat atau pun lambat. Semua awal pasti akan ada akhirnya. dan Semua yang hidup pasti akan mati.

Tetaplah bersyukur selama masih ada waktu. Tidak adil kalau kita hanya mau menerima kebahagiaan tapi tidak mau menerima kesusahan. Seperti mengharapakan matahari terbit tapi tidak ingin matahari terbenam, dan hanya mau menikmati bunga di saat mekar tanpa mau menerima bahwa bunga itu akan layu pada akhirnya. bersyukurlah saat kebahagiaan itu datang dan terimalah dengan iklas saat kesusahan tiba. Sama seperti seorang anak kecil yang mencintai orang tuanya tanpa mengharapkan sebuah pamrih.
Coba bayangkan apa yang dirasakan Sang Pencipta saat makhluk ciptaannya mempunyai hati sebesar itu. Ya mungkin saja bagiNya tidak ada yang lebih indah daripada itu dibandngkan dengan seluruh semesta ciptaanya sekalipun. Ingat, setiap manusia yang hidup punya tanggung jawab dan perannya masing-masing untuk dunia ini dan Tuhan.

Pesan ini diambil dari

Sumber : https://www.youtube.com/channel/UCSqTOljZMQL8-qBRGnEu02Q