Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pintu Tempat Rumah Sebenar-benarnya Berada



Ibaratnya.. kita bilang ke anak bahwa pintu itu akan selalu terbuka lebar untuknya & tidak akan pernah tertutup. Tapi.. setiap hari di depan pintu itu kita beri sampah yang akhirnya menumpuk, tertimbun, & berbau busuk. Kira-kira apakah anak akan mau melangkah ke pintu itu, walau pintunya terbuka lebar?

Pintu itu.. adalah pintu ke hati kita, yang akan selalu terbuka sepanjang masa tanpa syarat untuk anak kita.

Tapi.. kalau dalam perjalanannya.. kita timbun di depan pintu itu 'sampah' berupa cacian, pukulan, sindiran, omelan, dst. Bagaimana anak mau menuju ke pintu hati kita? Ia akan mundur semakin perlahan. Dan makin lama akan lupa bahwa pintu itu ada..

Ia lupa bahwa orang tua sebenarnya menyayanginya apa adanya. Ia lupa membuka pintu yang sebenarnya ia butuhkan. Pintu yang penuh kehangatan orang tuanya. Pintu tempat rumah sebenar-benarnya berada.